Sebagai
salah satu wali di Jawa adalah Gus Miek. Membicarakan beliau seperti
tak ada habis-habisnya. Tokoh sentral semaan Al Qur'an dan Mujahadah
Dzikrul Ghofilin ini memang banyak sekali kiprahnya di dunia dakwah,
baik di kelompok rakyat kecil maupun kalangan diskotik dan club malam.
Mari kita simak bersama kisah-kisah Gus Miek semasa hidupnya :
Nama lengkap beliau adalah KH. Chamim Jazuli lahir dari seorang ulama
besar di daerah Ploso, Mojo, Kediri Jawa Timur. Beliau adalah pendiri
sema’an alquran dan jamaah Dzikrul Ghofilin..
Sejak kecil Gus Miek, panggilan akrab beliau, sudah memiliki
keanehan-keanehan. Beliau sering pergi dari rumah sampai Kyai Jazuli,
ayah beliau, menganggap putranya hilang. Pada waktu di pesantren
ayahnya, Gus Miek jarang sekali mengikuti pengajian di madrasah tetapi
anehnya itu semua tidak membuat Gus Miek ketinggalan pemahaman tentang
agama (kitab kuning) dengan santri-santri ayah beliau. Ketika diuji
kemampuan Gus Miek dalam memahami agama malahan jauh melebihi
santri-santri ayahnya yang setiap hari masuk dan mengaji di madrasah.
Beliau kemudian berguru pada Kyai Dalhar Watucongol, Kyai Hamid
Pasuruan, dll. Semua guru dari gus miek tersebut telah dikenal oleh
masyarakat sebagai tokoh agama yang paling berpengaruh di daerahnya.
Pada zaman beliau terdapat suatu ketetapan di organisasi Nahdhatul Ulama
(NU) tentang thoriqoh. Organisasi NU menetapkan bahwa thoriqoh yang
resmi dan diakui keberadaannya hanyalah thoriqoh yang mu’tabaroh artinya
silsilah dari thoriqoh itu jelas sampai ke Nabi Muhammad SAW sedangkan
thoriqoh yang tidak mu’tabaroh seperti thoriqohnya Sunan Kalijogo,
Syaikh Siti Jenar itu tidak diakui keberadaannya. Sungguh tindakan yang
sangat bijaksana menurut saya karena pada saat itu Gus Miek tidak
memihak salah satu thoriqoh seperti yang dilakukan oleh kebanyakan kyai,
tetapi gus miek malahan membuat suatu jama’ah dimana jama’ah tersebut
berkumpul melakukan dzikir bersama tanpa harus diembel-embeli thoriqoh
mu’tabaroh atau ghoiru mu’tabaroh yang diberi nama jama’ah Dzikrul
Ghofilin. Ini merupakan suatu solusi yang bijaksana di mana beliau mampu
mengakomodir segala kepentingan. Setiap orang bisa masuk ke jama’ah
yang beliau dirikan baik dari kelompok mu’tabaroh atau ghiru mu’tabaroh
bahkan orang bukan thoriqohpun bisa masuk pokoknya syarat utama untuk
masuk jama’ah Dzikrul Ghofilin adalah islam.
Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai
orang yang nyeleneh. Beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang
yang melakukan maksiat dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang
tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. Hampir
tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di Jawa Timur, keluar masuk club
malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran
jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang
sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk
jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.
Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang
masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai
tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek
dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang
terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih,
dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki
spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan
patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan
manusia atau interaksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal
itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat
dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui
keterikatannya pada ritual ”Dzikrul Ghafilin” (pengingat mereka yang
lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek telah menjadi budaya di
kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke
makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa. Hal
terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah
sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa
yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para
wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.
Gus Miek seorang hafizh (penghafal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek,
Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang
tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca
Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog
dengan Tuhan, beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul
Ghofilin.
Pernah diceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan di sana
bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus
Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu
memasukkannya ke mulut Gus Miek. Salah satu dari mereka mengenali Gus
Miek dan bertanya kepada Gus Miek, ”Gus, kenapa sampeyan ikut Minum
bersama kami? sampeyan kan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh
Agama?" Lalu Gus Miek Menjawab, "Aku tidak meminumnya..! Aku hanya
membuang minuman itu kelaut…"
Hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek
meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus miek angkat
bicara, "Sampeyan semua gak percaya kalau aku tidak meminumnya tapi
membuangnya kelaut..?" Lalu Gus Miek Membuka lebar mulutnya dan mereka
semua terperanjat kaget. Di dalam mulut Gus Miek terlihat laut yang
bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang ke laut.
Dan saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWT untuk bertaubat
dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama.
Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.
Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan
celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca
mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat
seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau dakwah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung
mas. Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari
pribumi maupun keturunan, Gus Miek yang masuk dengan segala
kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para
cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang
semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.
Satu contoh lagi ketika Gus Miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba
di sebuah club malam Gus Miek masuk kedalam club yang dipenuhi dengan
perempuan-perempuan nakal, lalu Gus Miek langsung menuju waitress
(pelayan minuman). Beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil
meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi
terus dikejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok di wajah
perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar
dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak
tampak lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH. Ahamad Siddiq yang sering
menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di
hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita. “Aku setiap
kali bertemu wanita walau secantik apapun dia dalam pandangan mataku
yang terlihat hanya darah dan tulang saja.., jadi jalan untuk syahwat
tidak ada.” jawab Gus Miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai
kaca mata hitam baik itu di jalan maupun saat bertemu dengan tamu.
”Apabila aku bertemu orang di jalan atau tamu aku diberi pengetahuaan
tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan
seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca
mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis." jawab Gus
Miek.
Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus Miek tidak bisa di contoh begitu
saja karena resikonya sangat berat. Bagi mereka yang Alim pun sekaliber
KH. Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan dakwah
seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh. Abdul Hamid juga
seorang waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir
di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang Siloam). Kyai yang nyeleneh
dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih
abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
sumber informasi :
http://yovitaku.blogspot.com
Nice Posting
BalasHapus